Post Terbaru

Sunday, January 7, 2018

Tanya Jawab Seputar Media Pembelajaran

Menurut Bruner ada 3 tingkatan utama modus belajar, yaitu enactive, iconic, symbolic. Jelaskan maksudnya dan uraikan keterkaitan ketiganya dengan media pembelajaran!

     Sebelum membahas Modus Belajar,kita harus tahu siapakah Jerome S. Bruner?
     Jerome S. Bruner adalah seorang psikolog Amerika yang memberikan kontribusi signifikan terhadap psikologi kognitif manusia dan teori pembelajaran kognitif dalam psikologi pendidikan . Bruner adalah seorang peneliti senior di New York University School of Law. Ia menerima gelar BA pada tahun 1937 dari Duke University dan Ph.D. dari Harvard University pada tahun 1941. Tinjauan Survei General Psychology , yang diterbitkan pada tahun 2002, menempatkan Bruner sebagai psikolog ke 28 yang paling banyak dikutip pada abad ke-20. 
      Belajar dalam pandangan bruner merupakan proses aktif dalam menemukan hal yang baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Anak dianggap sebagai insan pemikir dan pencipta informasi. Ada 3 tahapan modus belajar menurut Jerome S. Bruner yaitu:  
  1. Tahap Enaktif yaitu modus pembelajaran yang secara aktif diperoleh dengan bantuan benda-benda konkret (dapat dirasakan langsung). Anak akan bersinggungan langsung dengan situansi nyata. Pada tahap ini anak belum menggunakan imajinansinya yang bersifat abstrak.
  2. Tahap Ikonik yaitu modus pembelajaran dengan menggunakan aspek visual seperti gambar, diagram. Anak mulai memanipulasinya dengan hadirnya gambar atau diagram.
  3. Tahap Simbolik yaitu modus pembelajaran dengan menggunakan symbol baik berupa verbal maupun nonverbal. Pada tahap ini anak sudah tidak bergantung pada benda nyata.
       Dalam modus belajar ini menghendaki adanya implementasi secara berurutan, artinya tahapan modus pertama dilaksanakan lebih awal. Kemudian ketika dirasa cukup, maka beralih ke tahapan modus ikonik, kemudian modus simbolik. 
       Implikasinya adalah misalnya dalam pengenalan konsep bilangan, siswa akan memahami apabila dihadirkan benda-benda konkret (misalnya menghadirkan 3 pensil dan kemudian dihitung banyaknya, ini merupakan tahap enaktif). Kemudian, kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan gambar atau diagram yang mewakili 3 pensil (dihitung banyaknya pensil semuanya, dengan menggunakan gambar atau diagram tersebut/ tahap yang kedua yaitu ikonik, siswa bisa melakukan penjumlahan itu dengan menggunakan pembayangan visual dari pensil. Sedangkan pada tahap simbolis, siswa menuliskan simbol bilangan 3.


Pemilihan Media Pembelajaran

     Banyak hal disekitar kita yang bisa dijadikan media pembelajaran. Namun ketika kita hendak memilih media yang akan digunakan banyak hal yang harus diperhatikan. Jelaskan mengapa demikian?
       Banyak hal disekitar kita yang bisa dijadikan media pembelajaran. Namun ketika kita hendak memilih media yang akan digunakan banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti "Apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran? Apakah mdia tersebut tepat dan luwes dengan materi dan model pembelajaran? Dll". Oleh karena itu, seorang guru/pengajar haru memperhatikan beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran, yaitu:


  1. Sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.
  2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran.
  3. Praktis, luwes, dan bertahan.
  4. Guru terampil menggunakannya.
  5. Pengelompokkan sasaran.
  6. Mutu teknis.

    Menurut Nana Sudjana (2002: 4-5), dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria sebagai berikut.
  1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih berdasarkan tujuan intruksional pembelajaran yang telah ditetapkan.
  2. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran; artinya media yang digunakan harus mampu memberikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi.
  3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang dipergunakan mudah diperoleh yaitu media pembelajaran mudah dibuat oleh pengajar, tidak memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam proses pembuatannya.
  4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; ini merupakan faktor penting dalam proses pemanfaatan media pembelajaran, karena dengan adanya keterampilan seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif.
  5. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
  6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; dalam memilih media harus memperhatikan kesesuaian media yang digunakan terhadap pengguna media, dalam hal ini media harus sesuai dengan pola berfikir dan tingkat berfikir siswa, agar dapat menarik minat dan mudah untuk dimengerti.

Pengertian E-learning


     Apa yang dimaksud dengan e-learning?Apa saja kelebihan serta berikan contoh e-learning yg anda ketahui?

       E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya.
       Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan guru/dosen/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Dengan kondisi yang demikian itu, pesserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
     Keuntungan menggunakan e-learning di antaranya sbb.

  1. Fleksibel, karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
  2. Menghemat waktu proses belajar mengajar.
  3. Mengurangi biaya perjalanan.
  4. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
  5. Menjangkau wilayah geografi yang lebih luas.
Adapun beberapa contoh e-learning yang dapat digunakan adalah CourseraEdXUdacityKhan AcademyEdmodoXL Future Leaders dan masih banyak situs e-learning yang bisa anda coba. Ingin tahu lebih lengkap? Silahkan tanya Mbah Google!

Apa Manfaat Blog Untuk Anda?

       Manfaat blog buat saya cukup banyak. Punya Blog  itu banyak sekali manfaatnya. Blog --singkatan dari website blog-- menjadi sarana mengasah keterampilan menulis, media berbagi pengalaman, sedekah ilmu, berbagi cerita, bahkan berbagi kesedihan dan kesenangan.
      Blog itu online diary sekaligus personal branding. Kita juga bisa menjadikannya sebagai ajang bisnis (bisnis online) alias mendapatkan uang di internet --istilah blogger mah "Make Money with Your Blog". Minimal blog menjadi sarana promosi online produk atau jasa kita.
Membuat blog itu gratis! Tinggal maunya. Tinggal niat, motivasi, dan punya target.
internet yang tidak punya blog bisa dikatakan "rugi". Kenapa? Karena ia hanya menjadi konsumen, menjadi objek, menjadi "penonton" saja, tidak menjadi pelaku, bahkan bisa menjadi "korban"!
Dengan menjadi blogger, maka kita akan ikut menjadi orang yang mengendalikan informasi, membentuk opini, dan banyak lagi.

Apa Rencana Konkrit Terkait dengan Blog Anda Sendiri?

     Untuk saat ini hanya lebih berusaha membuat artikel sebanyak mungkin, yang relevan dan pastinya hasil karya sendiri, bukan hasil dari plagiat karya orang lain.

Apakah Media yang Kita Gunakan Perlu Di Evaluasi?

Jawabannya adalah YA, karena evaluasi terhadap media yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran sangat perlu dilakukan.

Mengapa Demikian?
Evaluasi perlu dilakukan agar :
  • Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran.
  • Sesuai dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik.
  • Sesuai dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan.
  • Menarik perhatian peserta didik.
  • Maksudnya dapat dipahami oleh peserta didik.
  • Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan.
  • Sesuai dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan.
  • Tetap aktual (tidak ketinggalan zaman).
Bagaimana Cara/ Langkah-Langkah Evaluasi Media Pembelajaran?

      Terdapat beberapa penilaian dalam mengevaluasi media pembelajaran. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman dalam bukunya, Media Pembelajaran, menerangkan bahwa ada dua penilaian dalam mengevaluasi media, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
  1. Evaluasi Formatif
        Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah diterapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.

     2. Evaluasi Sumatif
       Ada tiga tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu : 1) evaluasi satu lawan satu (one on one); 2) evaluasi kelompok kecil (small group evaluation); dan 3) evaluasi lapangan (field evaluation).
       Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat media disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang terpilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut 
  1. Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati reaksi mereka terhadap media yang dibuat ditampilkan tersebut.
  2. Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.
  3. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
  4. Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
  5. Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
  6. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
  7. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
       Selanjutnya evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi. Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
  1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya.
  2. Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan media.
  3. Tegaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
  4. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
  5. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
  6. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
        Berikutnya evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagai kataristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
  1. Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
  2. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.
  3. Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topik yang menggunakan media tersebut.
  4. Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.
  5. Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang dibuat tersebut.
  6. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.
  7. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, terutama mengenai keampuhan awal pretes, skor tes awal dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran serta kecepatan sajian dan sebagainya.
Sekian Terima Kasih!

No comments:

Post a Comment

loading...
Designed By Djanoko Tekno